Biografi Abdul Hadi WM - Sastrawan, Budayawan dan Filsuf Indonesia

Abdul Hadi WM
Abdul Hadi WM (1970)
Profil & biodata Abdul Hadi WM
  • Nama lahir: Abdul Hadi Wijaya
  • Nama lengkap: Abdul Hadi Wiji Muthari
  • Tanggal lahir: 24 Juni 1946
  • Tempat lahir: Sumenep, Madura, Jawa Timur
  • Pekerjaan: Sastrawan, Filsuf, Budayawan
  • Istri: Tedjawati (Atiek Koentjoro)
  • Anak: Gayatri Wedotami, Dian Kuswandini, dan Ayusha Ayutthaya 
  • Ayah: K. Abu Muthar
  • Ibu: RA Sumartiyah atau Martiyah
  • Media sosial: twitter.com/AbdulHadiWM, facebook.com/pages/Abdul-Hadi-WM/322433753506

Prof. Dr. Abdul Hadi Wiji Muthari atau dikenal dengan Prof. Dr. Abdul Hadi WM adalah salah satu sastrawan, budayawan dan ahli filsafat Indonesia. Ia dikenal melalui karya-karyanya yang bernafaskan sufistik, penelitian-penelitiannya dalam bidang kesusasteraan Melayu Nusantara dan pandangan-pandangannya tentang Islam dan pluralisme.


Masa kecil

Abdul Hadi WM lahir di Sumenep, 24 Juni 1946 dan terlahir dengan nama Abdul Hadi Wijaya. Ketika dewasa ia mengubah nama Wijaya menjadi Wiji. Ia lahir dari garis keturunan peranakan Tionghoa di wilayah Sumenep, Madura. Ayahnya, saudagar dan guru bahasa Jerman bernama K. Abu Muthar, dan ibunya adalah putri keturunan Mangkunegaran bernama RA Sumartiyah atau Martiyah. Mereka dikaruniai sepuluh orang anak dan Abdul Hadi adalah putra ketiga; tetapi kedua kakaknya dan empat adiknya yang lain meninggal dunia ketika masih kecil.

Anak sulung dari empat bersaudara (semua laki-laki) ini pada masa kecilnya sudah berkenalan dengan bacaan-bacaan yang berat dari pemikir-pemikir seperti Plato, Sokrates, Imam Ghazali, Rabindranath Tagore, dan Muhammad Iqbal. Sejak kecil pula ia telah mencintai puisi dan dunia tulis menulis. Penulisannya dimatangkan terutama oleh karya-karya Amir Hamzah dan Chairil Anwar. Bersama teman-temannya Zawawi Imron dan Ahmad Fudholi Zaini, Hadi mendirikan sebuah pesantren di kota kelahirannya tahun 1990 yang diberi nama "Pesantren An-Naba", yang terdiri dari masjid, asrama, dan sanggar seni tempat para santri diajari sastra, seni rupa (berikut memahat dan mematung), desain, kaligrafi, mengukir, keramik, musik, seni suara, dan drama.


Pendidikan
  • SD, Pesongsongan (1958)
  • SMP, Sumenep (1961)
  • SMA, Surabaya (1964)
  • Fakultas Sastra UGM, Yogyakarta (1964-1967)
  • Fakultas Filsafat UGM (tingkat doktoral, 1971, tidak selesai)
  • Jurusan Antropologi, Fakultas Sastra, Universitas Padjadjaran, Bandung
  • International Writing Program, University of Iowa (1973-1974)
  • Mendalami sastra dan filsafat di Hamburg, Jerman
  • Mengambil gelar master dan doktor filsafat di Universiti Sains Malaysia, Penang, Malaysia (1992)

Karir
  • Redaktur Gema Mahasiswa UGM (1967-1968)
  • Redaktur Mahasiswa Indonesia Edisi Jawa Tengah (1969-1970)
  • Redaktur Mahasiswa Indonesia Edisi Jawa Barat (1971-1974)
  • Redaktur Pelaksana Budaya Jaya (1977-1978)
  • Redaktur majalah Kadin (1979-1981)
  • Redaktur Balai Pustaka (1981-1983)
  • Redaktur jurnal kebudayaan Ulumul Qur'an
  • Redaktur Budaya Berita Buana (1979-1990)
  • Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta (1983)
  • Anggota Lembaga Sensor Film (2000)
  • Ketua Dewan Kurator Bayt al-Qur'an dan Museum Istiqlal
  • Ketua Majlis Kebudayaan Muhammadiyah
  • Anggota Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)
  • Anggota Dewan Penasihat PARMUSI (Persaudaraan Muslimin Indonesia)
  • Dosen Universitas Paramadina (sekarang)
  • Dosen luar biasa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (sekarang)
  • Dosen pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta (sekarang)
  • Dosen pascasarjana The Islamic College for Advanced Studies (ICAS) London kampus Jakarta (sekarang)

Karya
  • Laut Belum Pasang, Litera, 1971
  • Potret Panjang Pengunjung Pantai Sanur, Pustaka Jaya, 1975
  • Meditasi, Budaya Jaya, 1976 (mendapat hadiah Buku Puisi Terbaik DKJ)
  • Tergantung Pada Angin (1977)
  • Anak Laut Anak Angin, Harapan, 1983
  • Modin Karok, (Cerita Rakyat Madura), Balai Pustaka, 1983
  • Keluarga Tikus (cerita anak-anak), Balai Pustaka, 1984
  • Kembali ke Akar Kembali ke Sumber: Esai-esai Sastra Profetik dan Sufistik (Pustaka Firdaus, 1999)
  • Islam: Cakrawala Estetik dan Budaya (Pustaka Firdaus, 1999)
  • Tasawuf Yang Tertindas

Tulisan tentang Abdul Hadi WM
  • "Naturmagie und Sufismus - Gedichte des indonesischen Lyrikers Abdul Hadi W.M.", dalam Orientierungen 1/1991, S. 113-122.
  • "Struktur sajak penyair Abdul Hadi W.M." (1998) oleh Anita K. Rustapa
  • "Mysticism reborn? - The poet Abdul Hadi W.M." (1974) oleh Christine Deakin
  • "Arjuna in meditation: three young Indonesian poets: selected verse of Abdul Hadi W.M., Darmanto Jt & Sutardji Calzoum Bachri", (1976) Writers Workshop, Calcutta

Penghargaan
  • Hadiah Puisi Terbaik II Majalah Sastra Horison (1969)
  • Hadiah Buku Puisi Terbaik Dewan Kesenian Jakarta (1978)
  • Anugerah Seni Pemerintah Republik Indonesia (1979)
  • South-East Asia (SEA) Write Award, Bangkok, Thailand (1985)
  • Anugerah Mastera (Majelis Sastra Asia Tenggara) (2003)
  • Penghargaan Satyalancana Kebudayaan Pemerintah Republik Indonesia (2010)

Kehidupan pribadi

Pada 25 November tahun 1978, ia menikah dengan wartawati dan pelukis Tedjawati atau akrab dikenal sebagai Atiek Koentjoro. Atiek adalah saudara sepupu budayawan Umar Kayam. Mereka dikarunia tiga orang putri yaitu Gayatri Wedotami (atau juga dikenal sebagai Chen Chen, seorang cerpenis dan aktivis di bidang perdamaian antar-iman), Dian Kuswandini (seorang jurnalis yang sekarang bermukim di Paris), dan Ayusha Ayutthaya (seorang guru bahasa Mandarin). Saat ini Abdul Hadi WM memperoleh tiga orang cucu, dua orang anak perempuan dari Gayatri dan seorang dari Ayusha. Sewaktu masih tinggal di Jakarta, Abdul Hadi WM hidup bertetangga dengan saudara sepupu ibunya, Soetarni, istri dari tokoh PKI Nyoto. Dari sini keluarga Sutarni maupun keluarga Abdul Hadi WM menjadi dekat. Abdul Hadi WM menyukai karya Bach, Beethoven, dan The Beatles. Selain membaca buku, ia juga gemar berkebun.


Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Hadi_WM